Malam takbiran memang sudah biasa dilakukan dia hari terakhir Bulan Suci Ramadhan. Tradisi ini bukan hanya dinikmati oleh golongan anak-anak, orang dewasa pun juga turut serta merayakan takbiran. Selain itu, mereka jg punya cara yang berbeda untuk merayakan malam takbiran ini, ada yang keliling satu kota sambil takbir, bermain petasan, atau hanya sekedar menetap di teras rumah untuk menyaksikan parade takbiran tersebut. Sekarang, saya akan menjelaskan bagaimana perjalanan saya dengan teman-teman saya mengikuti parade takbiran. Waktu Hari Minggu, tanggal 27 Juli, saya dan teman-teman saya ingin mengikuti gema takbir yang diselenggarakan oleh Pupuk Kaltim. Kebetulan, ada teman saya yang ayahnya bekerja di bagian kendaraan ( khususnya bis). Jadi, km tidak perlu susah-susah lagi mencari kendaraan apa yang harus dinaiki selama gema takbir dimulai. Yah, tak disangka, ternyata didalam bis tersebut begitu ramai ( tidak se-sepi seperti pada 2 tahun yang lalu). Banyak anak-anak kecil yang begitu antusias mengikuti acara gema takbir tersebut. Akhirnya, saat yang ditunggu-tunggu telah datang. Bis yang ditumpangi akhirnya berangkat juga. Angin malam yang begitu dingin, menembus helai pakaian yang kukenakan. Setelah begitu lama, kemudian gelak tawa dan candaan pada anak-anak tersebut pecah, karena saking senangnya mengikuti acara gema takbir tersebut. Waktu berjalan begitu cepatnya, setelah 20 menit perjalan, akhirnya kami sampai di tempat kumpul para peserta takbir. Kami berkumpul di depan KODIM Bontang. Dari situ, kami ( rombongan ) menunggu hampir selama 1 jam karena antrean kendaraan peserta gema takbir yang begitu banyak dan simpang siur-nya lalu lintas. Setelah menunggu, akhirnya kami berangkat juga. Sambil mengucapkan kata takbir, kami juga melihat daerah-daerah yang kami lewati. Pertama, kami jalan dari KODIM menuju Persimpangan Bontang Kuala. Wuih, disana begitu banyak sekali orang-orang yang menyaksikan gema takbir, selain itu juga ada orang-orang yang hanya sekedar menyapa kami. Kedua, perjalanan kami lanjut dari Persimpangan Bontang Kuala menuju daerah Pertokoan X-Toys. Kemudian, kami lanjutkan menuju ke Bundaran bangau. Di dekat bundaran tersebut, terdapat sebuah masjid yang sangat besar, yang dinamakan Masjid Al-Hijrah. Masjid ini dikenal sebagai masjid yang ukurannya paling besar dan luas diantara masjid-masjid lain yang terdapat di Kota Bontang. Setelah melewati masjid tersebut, kami melanjutkan ke daerah perkampungan, yaitu Daerah Kampung Baru. Setelah melewati Kampung Baru, kami berpisah dengan rombongan lain menuju perumahan PC PT. LNG BADAK. Kemudian melwati Persimpangan SDIT YABIS ( Tempat SD Saya dulu ) dan kemudian menuju ke tempat awal kami, yaitu Masjid Raya Baiturrahman melauli Gapura Daerah Kawasan Perumahan Pupuk Kaltim. Nah, sekian cerita liburan saya selama libur semester ini.
My Experience Story At This Lebaran Holidays ( "Takbiran" With My Neighbours )
Diposting oleh
Unknown
|
Sabtu, 02 Agustus 2014
← Prev


0 komentar:
Posting Komentar